Showing posts with label Studi Politik Kawasan. Show all posts
Showing posts with label Studi Politik Kawasan. Show all posts

Friday, November 18, 2016

Kekuatan Politik Militer Indonesia Pasca Reformasi

Teori Politik - Pasca reformasi Indonesia situasi perpolitikan Indonesia sejatinya masih belum dianggap mengalami stabilisasi politik. Konflik politik dan kepentingan yang hanya mementingkan kelompok atau golongan elit politik sipil, setelah mengambil alih kekuasaan otoriter Orde Baru, belum bisa memanfaatkan dengan baik situasi kondisi demokrasi seperti ini. Jangan sampai situasi ini dimanfaatkan oleh beberapa negara Asia lain atau Amerika Latin, dimana peran militer mengambil alih perpolitikan negara yang dianggap tidak kondusif. Dengan memanfaatkan situasi demikian tidak menutup kemungkinan, militer berupaya kembali masuk politik yang dianggap “haram” atau “tabu” selama ini.

Saturday, April 2, 2016

Pengertian Regionalisme (Hubungan Internasional)

PENGERTIAN DAN KONSEPSI REGIONALISME (Hubungan Internasional)


Istilah regionalisme berasal dari kata ‘regional’ ditambah ‘isme’. Region dalam perspektif hubungan internasional merupakan unit terkecil dari suatu negara yaitu nation-state. Sedangkan regional merupakan dua atau lebih negara (nation-state) yang letaknya secara geografis berdekatan. Berdasarkan pengertian tersebut maka regionalisme dapat dimaknai secara sederhana sebagai suatu kerjasama regional.

Studi Politik Kawasan - Teori Ilmu Politik

Menurut Joseph Nye, yang dimaksud dengan region internasional adalah kumpulan sejumlah negara yang dihubungkan atas dasar kondisi geografis dan ketergantungan bersama. Berdasarkan asumsi tersebut, maka Nye menyatakan bahwa regionalisme merupakan wilayah yang dibentuk berdasarkan formasi region. Pemikiran Nye ini menunjukkan bahwa regionalisme dapat dipahami dengan menggunakan pendekatan fisik, seperti letak geografis negara-negara anggotanya.

Regionalisme merupakan konsep dalam hubungan internasional yang banyak dibicarakan oleh para praktisi maupun akademisi hubungan internasional. Secara praktis, konsep ini sering digunakan secara silih berganti dengan konsep region/kawasan, subregion/sub-kawasan, atau sub sistem.

SEJARAH MUNCULNYA ISTILAH REGIONALISME


Sejarah awal kemunculan regionalisme ini tidak dapat dipahami secara pasti, namun adanya regionalisme dalam hubungan internasional dipahami oleh Louise Fawcett dengan adanya kesadaran regional dan keinginan negara-negara untuk melakukan sesuatu yang terbaik di lingkungan regional mereka.

Regionalisme seperti yang dinyatakan oleh Fawcett ini merupakan regionalisme tradisional yang terjadi di era sebelum perang dingin. Motif-motif regionalisme era ini lebih bersifat politis, karena pasca Perang Dunia 2 negara-negara di dunia memandang security sebagai sesuatu yang sangat penting. Sehingga dibutuhkan suatu ‘collective security’ yang dapat menjamin keamanan mereka. Pada era perang dingin, regionalisme terbentuk akibat adanya dua blok yang saling berseteru yaitu blok barat dan blok timur. Selain itu, terbentuk pula Gerakan Non-Blok (GNB) yang tidak memihak pada salah satu blok tersebut.

Pada era sesudah perang dingin, muncul yang dinamakan ‘new regionalism’ atau suatu bentuk regionalisme baru. Adanya fenomena ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain berakhirnya perang dingin yang juga mengakhiri blok-blok pada era tersebut.
Hal ini membawa konsekuensi pada timbulnya keinginan untuk mewujudkan suatu kerjasama internasional yang lebih dilandasi akan motif-motif ekonomi.