Showing posts with label Antropologi Politik. Show all posts
Showing posts with label Antropologi Politik. Show all posts

Saturday, February 18, 2017

Pengertian Definisi Politik Identitas Menurut Ahli

Dalam materi kuliah Politik Identitas & Multikultural, kita akan menjumpai salah satu kajian tentang apa itu pengertian dan definisi Politik Identitas. Maka kali ini kita akan membahasnya untuk mengupas beberapa pengertian & definisi Politik Identitas Menurut Para Ahli. 

Pengertian Definisi Politik Identitas


Politik identitas adalah nama untuk menjelaskan situasi yang ditandai dengan kebangkitan kelompok-kelompok identitas sebagai tanggapan untuk represi yang memarjinalisasikan mereka di masa lalu. Identitas berubah menjadi politik identitas ketika menjadi basis perjuangan aspirasi kelompok (Bagir, 2011: 18).

Identitas bukan hanya persoalan sosio-psikologis namun juga politis. Ada politisasi atas identitas. Identitas yang dalam konteks kebangsaan seharusnya digunakan untuk merangkum kebinekaan bangsa ini, namun justru mulai tampak penguaan identitas-identitas sektarian baik dalam agama suku, daerah dan lain-lain.

Identitas yang menjadi salah satu dasar konsep kewarganegaraan (citizenship) adalah kesadaran atas kesetaraan manusia sebagai warganegara. Identitas sebagai warganegara ini menjadi bingkai politik untuk semua orang, terlepas dari identitas lain apapun yang dimilikinya seperti identitas agama, etnis, daerah dan lain-lain (Bagir, 2011: 17)

Politik identitas bisa bersifat positif maupun negatif. Bersifat positif berarti menjadi dorongan untuk mengakui dan mengakomodasi adanya perbedaan, bahkan sampai pada tingkat mengakui predikat keistimewaan suatu daerah terhadap daerah lain karena alasan yang dapat dipahami secara historis dan logis. Bersifat negatif ketika terjadi diskriminasi antar kelompok satu dengan yang lain, misalnya dominasi mayoritas atas minoritas. Dominasi bisa lahir dari perjuangan kelompok tersebut, dan lebih berbahaya apabila dilegitimasi oleh negara. Negara bersifat mengatasi setiap kelompok dengan segala kebutuhan dan kepentingannya serta mengatur dan membuat regulasi untuk menciptakan suatu harmoni (Bagir, 2011: 20). 

Itulah kajian kita kali ini tentang Pengertian Definisi Politik Identitas Menurut Para Ahli. Semoga bermanfaat & semangat lagi belajar politiknya ^_^ 

Friday, October 7, 2016

Pengantar Antropologi Politik

\\ANTROPOLOGI POLITIK


Pengantar Antropologi Politik

Berkembangnya sesudah tahun 1940, ditandai dengan terbitnya buku African Political System dari  M. Fortos dan E.E. Evan Pitchard. Redcliffe Brown, penulis kata pengantar dalam buku tersebut menganggap bahwa: organisasi politik adalah organisasi yang melaksanakan aktifitas sosial yang menyangkut penjagaan keteraturan dan stabilitas masyarakat dalam suatu wilayah tertentu, dengan menggunakan kekuasaan dan kalau perlu kekerasan secara absah.
Berdasarkan definisi tersebut, topik-topik yang termasuk dalam antropologi politik meliputi:
1.      masalah-masalah hukum adat
2.      organisasi kenegaraan
3.      organisasi perang
4.      organisasi kepemimpinan
5.      pemerintahan
6.      kekuasaan

Ahli antropologi akan membatasi diri pada masalah-masalah:
  • organisasi kenegaraan dan tentang evolusi terjadinya organisasi negara
  • organisasi perang, tentang sebab timbulnya perang dan akibat timbulnya perangnya.
  • Organisasi kepemimpinan, pemerintahan, kekuasaan

I. ORGANISASI KENEGARAAN

Ahli antropologi politik mempelajari bidang masalah evolusi terjadinya organisasi negara.
R.H. LOWIE
Suatu negara selalu merupakan masyarakat besar, yang menggabungkan berbagai masyarakat kecil menjadi satu, biasanya dengan kekerasan (penaklukan) & kemampuan berorganisasi tinggi.

N.H. FRIED
Mula-mula manusia hidup dalam masyarakat-masyarakat kecil yang didasarkan atas hubungan merata (egilitarian) antara para warganya. Dengan perkembangan sistem pembagian kerja yang lebih terperinci dalam masyarakat.

Timbulnya masyarakat bertingkat (range societies);
Penilaian atas fungsi dan pemanfaatan dari berbagai macam pekerjaan dalam masyarakat. Masyarakat bertingkat ini diatur oleh sistem kekerabatan. Dari masyarakat bertingkat ini berubah menjadi masyarakat berlapis.

Masyarakat berlapis (stratifield societies);
Masyarakat ini jumlah serta ragam dan ciri-ciri penduduknya lebih luas. Karena luas maka masyarakat berlapis tidak dapat diatur lagi oleh sistem kekerabatan sehingga membutuhkan sistem organisasi lain seperti: adat istiadat, sopan santun, upacara, simbolik (berdasarkan penilaian terhadap fungsi dan pemanfaatan yang berbeda). Dari masyarakat berlapis muncul masyarakat berorganisasi negara.

Masyarakat berorganisasi negara;
FRIED: suatu masyarakat dimana kekuasaan untuk mengawasi hubungan antar warga negaranya diatur oleh pranata-pranata yang mengatasi sistem kekerabatan/komuniti kecil. Pranata-pranata yang menyangkut organisasi kekuasaan adalah sistem hukum, birokrasi, pemerintahan dan angkatan bersenjata.

R. COHEN
Dalam karangan The Political System (1970)
Masyarakat manusia mula-mula terdiri dari kelompok-kelompok berburu kecil yang berbeda-beda tergantung dari keadaan lingkungan ekologinya, terutama topografi, iklim, flora dan fauna, khususnya jenis-jenis, sifat-sifat binatang yang diburu.
Pada mulanya kekuasaan berdasarkan senioritas, namun terus berkembang (timbulnya gejala eksogami-berkaitan jumlah keseimbangan wanita-pria) sehingga ada pranata yang berfungsi menangani masalah yang menyangkut hubungan antar kelompok.

E. SERVICE
Memusatkan perhatian pada masalah evolusi pemerintahan yang di definisikan sebagai suatu sistem birokrasi yang berfungsi untuk mengatur suatu masyarakat berdasarkan hak kekuasaan yang absah. Birokrasi disini maksudnya adalah sistem pengaturan oleh serangkaian kesatuan pengatur yang disusun bertingkat.

II. ORGANISASI PERANG

F. OTTERBEIN
Konsep perang: perkelahian bersenjata antar kesatuan politik yang menduduki wilayah tertentu.
Delapan sebab timbulnya perang:
1.      rasa agresi sebagai naluri
2.      rasa agresi karena frustasi
3.      perang sebagai pengaruh difusi
4.      perang dan ekologi (lingkungan alam)
5.      tujuan yang hanya dapat dicapai dengan kekerasan atau perang itu sendiri (mencari budak, wanita, harta, wilayah)
6.      struktur kebutuhan satuan patrilokal, kecenderungan pria dalam masyaraka akan kekerasan dan perang
7.      kesiapsiagaan militer
8.      perang dan evolusi kebudayaan. Perang merupakan unsur dalam salah satu tingkat evolusi manusia

III. ORGANISASI KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN DAN KEKUASAAN
Ilmu antropologi politik membatasi perhatiannya pada masalah-masalah didalam masyarakat kecil, masyarakat pesesaan atau masyarakat negara kuno dan tradisional.
Didalamnya termasuk tentang:
a.    susunan pemeintahan desa
b.    penggantian pimpinan desa
c.    perebutan kekuasaan antar golongan sosial politik dalam masyarakat desa
d.    proses pemilihan kepemimpinan desa
e.    asas-asas demokrasi dalam masyarakat pedesaan
Pendekatan yang dilakukan oleh ahli antropologi politik adalah mementingkan aspek kebudayaan dan metode observasi.

Fase Perkembangan Ilmu Antropologi

Pengertian Antropologi

Pengertian Antropologi - Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti "manusia", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu.

Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui beberapa fase. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya. Para ahli mendefinisikan antropologi sebagai berikut :

1. Koentjaraningrat
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.

2. William A. Haviland
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.

3. David Hunter
Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.

4. E. A. Hoebel
Antropologi adalah suatu studi tentang manusia dan kerjanya.

Fase – Fase Perkembangan Ilmu Antropologi

Fase Perkembangan Ilmu Antropologi

Fase perkembangan antropologi terdiri dari: 

1. Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)

Sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnogragfi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa.

Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.

2. Fase Kedua (tahun 1800-an)

Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya. Pada fase ini, Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.

3. Fase Ketiga (awal abad ke-20)

Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun koloni di benua lain seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain.

Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya. Untuk itulah mereka mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa, mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial.


4. Fase keempat ( setelah tahun 1930’an)


Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa asli yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa. Pada masa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia II. Perang ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar negara-negara di dunia kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung. Namun pada saat itu juga, muncul semangat nasionalisme bangsa-bangsa yang dijajah Eropa untuk keluar dari belenggu penjajahan. Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut berhasil mereka. Namun banyak masyarakatnya yang masih memendam dendam terhadap bangsa Eropa yang telah menjajah mereka selama bertahun-tahun.

Proses-proses perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di daerah pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp.

Ilmu-Ilmu Bagian Dari Antropologi


1. Paleo-antropologi
2. Antropologi fisik
3. Etnolinguistik
4. Prehistori
5. Etnologi
Paleo-antropologi dan antropologi fisik disebut antropologi fisik dalam arti luas.
Etnolinguistik, prehistori dan etnologi disebut antropologi budaya.

Konsep Dasar Antropologi


Seperti telah dikemukakan terdahulu, kehidupan manusia di masyarakat atau manusia dalam konteks sosialnya, meliputi berbagai aspek. Salah satu aspek yang bermakna dalam kehidupan manusia yang juga mencirikan kemajuannya adalah kebudayaan. Kebudayaan, akar katanya dari buddayah, bentuk jamak dari Buddhi yang berarti budi dan akal. Kata buddhayah atau buddhi itu berasal dari bahasa sansekerta. Dengan demikian, kebudayaan itu dapat diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan budi atau akal.

Mengenai kebudayaan ini,dapat disimak dari beberapa konsep dari beberapa pakar antara lain C.A Ellwood mengungkapkan :

Kebudayaan adalah norma kolektif semua pola prilaku ditransparansikan secara sosial melalui simbol-simbol, dari sini tiap unsur semua kemampuan kelompok umat manusia yang karakteristik, yang tidak hanya meliputi bahasa, peralatan, industri, seni, ilmu, hukum, pemerintahan, moral, dan keyakinan-keyakinan saja, melainkan meliputi juga peralatan material atau artefak yang merupakan penjelmaam kemampuan budaya yang menghasilkan pemikiran yang berefek praktis dalam bentuk bangunan, senjata, mesin, media komunikasi, perlengkapan seni, dsb. Tidak ada kelompok umat manusia yang memiliki maupun yang tidak memiliki bahasa, tradisi, kebiasaan, dan kelembagaan. Kebudayaan itu bersifat universal yang merupakan ciri yang berkarakteristik masyarakat manusia.

Konsep yang dikemukakan oleh Ellwood diatas sangat jelas dan gamblang bahwa kebudayaan itu hanya menjadi milik otentik manusia. Dari konsep tadi, tercermin pula konsep-konsep dasar antropologi yang melekat pada kehidupan manusia. Namun demikian, konsep-konsep dasar itu akan diketengahkan kembali secara lebih lengkap.

Konsep-konsep dasar itu meliputi :
1. Kebudayaan
2. Tradisi
3. Pengetahuan
4. Ilmu
5. Teknologi
6. Norma
7. Lembaga
8. Seni
9. Bahasa
10. Lambang

Tradisi adalah kebiasaan-kebiasaan yang terpolakan secara budaya dimasyarakat. Kebiasaan yang dikonsepkan sebagai tradisi ini karena telah berlangsung secara turun-temurun, sukar untuk terlepas dari masyarakat. Namun demikian, karena pengaruh komunikasi dan informasi yang terus-menerus melanda kehidupan masyarakat, tradisi tadi mengalami pergeseran. Paling tidak berubah bila dibandingkan dengan maksud semula dalam konteks budaya masa lampau. Tata upacara tertentu di masyarakat yang semula bernilai ritual kepercayaan, pada saat ini tata upacara itu masih dilakukan, namun nilainya tidak lagi sebagai suatu bentuk ritual, melainkan hanya dalam upaya untuk mempertahankan silaturrahmi, bahkan hanya sebagai hiburan.

Dalam lingkup antropologi dan kebudayaan, pengetahuan, ilmu dan teknologi merupakan konsep dasar yang terkait dengan budaya belajar. Tiga konsep dasartersebut saat ini biasa dijadikan satu sebagai IPTEK. Penyatuan tiga konsep tersebut sangat beralasan, karena ketiganya sangat srat satu sama lain. jika pengetahuan merupakan kumulasi dari pengalaman dan hal-hal yang kita ketahui, sedangkan ilmu merupakan pengetahuan yang telah tersistematisasikan (tersusun) yang berkarakter tertentu sesuai dengan objek tertentu sesuai dangan objek yang dipelajari, ruang lingkup telaahnya, dan metode yang dikembangkan serta diterapkannya. Pengetahuan yang menjadi bidang ilmu, sifatnya masih acak. Adapun penerapan ilmu dalam kehidupan untuk memanfaatkan sember daya bagi kepentingan manusia, itulah yang disebut teknologi. Dengan mengetahui kondisi tiap kelompok masyarakat termasuk tradisi, kebiasaan dan kemampuan IPTEKnya, kita semua akan mampu memahami dan menghargai keadaan masyarakat yang bagaimanapun dan dimanapun.

Konsep lain yang memegang peranan kunci dalam kehidupan masyarakat dan budaya adlah nilai serta norma. Nilai dan norma sangat erat kaitannya , namun demikian memiliki perbedaan yang mendasar. Dalam alam fikiran manusia sebagai anggota masyrakat melekat apa yang di katakana baik dan buruk, sopan dan tidak sopan, tepat dan tidak tepat, salah dan benar dan sebagainya. Hal itu semua merupakan nilai yang mengatur , membatasi, dan menjaga keserasian hidup bermasyarakat orang yang tidak sopan dengan orang tua, orang yang di tuakan dan orang yang lebih tua , di katakana bahwa orang yang bersangkutan tidak tahu nilai. Dalam tindakan, perilaku dan perbuatan, seseorang selalu sesuai dengan tradisi, kebiasaan dan aturan-aturan yang berlaku. Orang tersebut dikatakan mengetahui nilai dan berpegang pada nilai yang berlaku. Sedangkan norma, lebih mengarah pada ukuran dan aturan kehidupan yang berlaku di masyarakat.

Selanjutnya, Koentjaraningrat mencontohkan juga pranata yang berfungsi memenuhi keperluan kekerabatan yaitu perkawinan, tolong-menolong, sopan santun, pergaulan antar kerabat dan sebangsanya. Pranata yang berfungsi memenuhi keperluan matapencaharian , yaitu pertanian, peternakan, industry, perdagangan dsb.

Bahasa sebagai suatu konsep dasar, memiliki pengertian konotatif yang luas. Bahsa sebagai suatu konsep, bukan hanya merupakan suatu rangkaian kalimat tertulis atupun lisan, melainkan pengertiannya itu lebih jauh dari pada hanya sekedar rangkaian kalimat. Bahasa sebagai suatu konsep, meliputi pengertian sebagai bahasa anak, remaja, bahasa orang dewasa, bahasa bisnis dsb. Namun demikian, makna dan nialai bahasa sebagai suatu konsep terletak pada kedudukannya sebagai alat mengungkapkan perasaan, fikiran dan komunikasi dengan pihak atau orang lain. Bahasa merupakn alat untuk saling mengerti bagi berbagai pihak sehingga mampu mengembangkan hidup dan kehidupan ketingkat atu taraf yang lebih sejahtera. Tidak justru menjadi alat untuk menyengsarakan masyarakat.

Konsep dasar antropologi juga membicarakan lambang sebagai konsep dasar. Sesungguhnya, bahasa itu juga merupakan lambang bagi kita manusia, di mana ungkapan bahasa mencirikan bangsa, Pada ungkapan itu tercermin bahwa bahasa menjadi lambang bagi suatu bangsa. Hal tersebut dapat di tafsirkan bahwa bangsa yang bahasa dan tutur katanya baik, mencerminkan bahwa bngsa tersebut juga termasuk bangsa yang baik. Lambang-lambang selanjutnya seperti, bendera bagi suatu bangsa, tanda pangkat dan tanda jabatan bagi suatu angkatan, monument bagi suatu kelompok masyarakat atau bangsa. Semua itu mempunyai makna masing-masing. Contoh mengenai tanda pangkat dan jabatan, nilainya itu tidak terletak pada terbuat dari napa tanda tersebut, melainkan melambangkan kepemimpinan, kewibawaan, kehormatan atau penghargaan. Demikianlah makna lambang dalam kehidupan berbudaya dan bermasyarakat.

Pengertian Antropologi, Ilmu Antropologi, Antropologi Politik

Teori Politik - Antropologi berasal dari kata yunani antropos, yang berarti “manusia atau orang”, dan logos yang berarti studi (ilmu). Jadi, antropologi merupakan disiplin yang mempelajari manusia berdasarkan rasa ingin tahu yang tiada henti- hentinya.

Antropologi merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari budaya masyarakat. Antropologi juga mempelajari manusia sebagai mahluk biologis sekaligus mahluk social. Ilmu ini lahir atau muncul dari keterkaitan orang- oang eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, dan budaya yang berada di eropa. Antropologi mirip sosiologi apabila antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal di daerh yang sama, sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.

Ada dua sisi holistik dalam antropologi yang meneliti manusia pada setiap waktu dan setiap waktu dan setiiap dimensi kemanusianya. Arus utama inilah yang secara teradisional memisahkan antropologi dari disiplin ilmu kemanusian lainya, yang menekankan pada perbandingan budaya antara manusia. Antropologi memberi lebih banyak kejelasan tentang sifat manusia dari pada ilmu- ilmu budaya lainya. Sisi ini banyak di perdebatkan dan menjadi kontropersi sehingga metode anteropologi sering dilakukan pada pemusatan penelitin pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal.

Disiplin anteroppoologi merupakan peroduk pemikiran barat yang relatip baru. Akan tetapi, perkembangan ilmu ini relatip lamban akibat keterbatasan tekhnologi yang di miliki manusia. Hal lain yang menyebabkan kkelambanan perkembangan antropolog adalah kegagalan bbangsa eropa dalam memandang bahwa mereka dan bangsa- bangsa lain memiiki sifat kemanusiaan yang sama. Mereka masaih menganggap penduduk di luar bangsanya sebagai ”biadap atau bar bar”. Baru pada ahir abad 18, mereka menyadari keanekaragaman manusia atau perilaku manusia yang di anggap biadab itu justru membantu mereka memahhamip diirinya sendiri.

Pengertian Antropologi, Ilmu Antropologi, Antropologi Politik

1. Definisi antropologi menurut para ahli


Berikut ini akan dijelaskan beberapa pengertian antropologi menurut para ahli, antaralain yaitu:

a. William A. Havilan: antropologi adalah setudi tentang manusia ynag berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manuusia dan perilakunya, serta untuk memperoleh pengertian yang lengkkap tentang keanekaragaman manusia.

b. David hunter: antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingin tahuan yang tidak terbatas tentang manusia.

c. Koentjaraninggrat: anteropologi adalah imu yang mempelajari manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka waarna, bentuk fisik masyarakat, serta kebudayaan yang di hasilkan.

2. Ruang Lingkup Antropologi


Secara khusus antropologi terbagi kadalam lima subilmu yang mempelajari:
  1. Masalah asal dan perkembangan manusia atau evolusinya secara biologis.
  2. Masalah terjadinya aneka ragam ciri fisik manusia.
  3. Masalah terjadinya perkembangan dan persebaran aneka ragam kebudayaaan manusia.
  4. Masalah asal perkembangan dan persebaran aneka ragam bahasa yang diucapkan diseluruh dunia.
  5. Masah mengenai asas-asas dari masyarakat dan kebudayaan manusia dari aneka ragam suku bangsa yang tersebar diseluruh dunia masa kini.


Secara makro antropologi dapat dibagi menjadi kedalam dua bagian yakni:

a. Antropologi fisik
Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak perkembangan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi biologisnya dalam berbagai jenis (spesies).

b. Antropologi budaya
Antropologi budaya memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan manusia ataupun cara hidupnya dalam masyarakat. Menurut Haviland cabang antropolgi budaya ini terbagi menjadi tiga yaitu: arkeologi, antropologi linguistik, dan etnologi. Antropologi budaya juga merupakan studi tentang praktik-praktik social bentuk-bentuk ekspresif, dan penggunaan bahasa dimana makna diciptakan dan diuj sebelum digunakan masyarakat manusia.

Saat ini kajian antropologi budaya lebih menekankan pada empat aspek yang tersusun:
  1. Pertimbangan politik, dimana para antropolog terjebak dalam kepentingan politik .
  2. Menyangkut hubungan kebudayaan dengan kekuasaan.
  3. Menyankut bahasa dalam antropologi budaya.
  4. Prefensi dan pemikiran individual dimana terjadi hubungan antara jati diri dan emosi.


Seperti yang telah dikemukakan di atas cabang antropolgi budaya ini dibagi menjadi tiga bagian , yakni: arkeologi, antropolgi linguistik, dan etnologi.

a. Arkeologi
Arkeologi merupakan cabang antropologi kebudayaan yang mempelajari benda-benda peninggalan lama dengan maksut untuk menggambarkan serta menerangkan perilaku manusia karena dalam peninggalan-peninggalan lama itulah terpantul ekspresi kebudayaan.

b. Antropologi linguistik
Ernest cassirer mengatakan bahwa manusia adalah makhlu yang paling mahir dalam menggunakan simbol–simbol sehingga manusia disebut homo symbolicum karena itulah manusia dapat berbicara, berbahasa dan melakukan gerakan-gerakan lainnya yang juga banyak dilakukan makhluk-makhluk lain yang serupa dengan manusia.

c. Etnologi
Pendekatan etnologi adalah etnografi, lebih memusatkan perhatiannya pada kebudayaan-kebudayaan zaman sekarang, telaahannya pun terpusat pada perilaku manusianya sebagaimana yang dapat disaksikan langsung, dialami, serta didiskusikan dengan pendukung kebudayaannya. Dengan demikian etnologi ini mirip dengan arkeologi, bedanya dalam etnologi tentang kekinian yang dialimi dalam kehidupan sekarang, sedangkan arkeologi tentang kelampauan yang klasik. Antropologi pada hakikatnya mendokumentasikan kondisi manusia pada masa lampau dan masa kini.

Secara keseluruhan, yang temasuk bidang-bidang khusus secara sistematis dalam antropologi lainnya, selain antropologi fisik dan kebudayaan adalah antropologi ekonomi, antropologi medis, antropologi psikologi dan antropologi sosial.

1) Antropologi Ekonomi
Bidang ini merupakan cara manusia dalam mempertahankan dan mengekspresikan diri melalui penggunaan baranng dan jasa material. Dengan demikan ruang lingkup antropologi ekonomi tersebut mencakup riset tentang teknologi .

2) Antopologi medis
Antropologi medis merupakan subdisiplin yan sekarang paling populer di Amerika serikat, bahkan tumbuh pesat diman-mana. Antropologi medis ini banyak membahas hubungan antara penyakit dan kebudayaan yang tampak memengaruhi evolusi manusia, terutama berdasarkan hasil-hasil penemuan paleopatologi.

3) Antropologi psikologi
Bidang ini merupakan wilayah antropologi yang mengkaji tentang hubungan antara individu dengan makna dan nilai dengan kebiasaan sosial dari sistem budaya yang ada. Adapun ruang lingkup antropologi psikologi tersebut sangat luas dan menggunakan berbagai pendekatan pada masalah kemunculan dalam interaksi dalam pemikiran, nilai, dan kebiasaaan sosial.

4) Antropologi Social
Bidang ini mulai dikembangkan oleh james G.F di Amerika Serikat pada awal abad ke-20 dalam kajiannya, antropologi sosial mendiskripsikan proyek evolusionis yang bertujuan untuk merekonstruksi masyarakat primitif asli dan mencatat perkembanngannya melalui berbagai tingakt peradaban.

3. Tujuan Dan Kegunaan Antropologi


Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering menerapkan ilmu antropologi dalam berbagai tindakan dan interaksi. Untuk lebih jelasnya tujuan dari antropologi adalah:

1. Tujuan Akademis
Antropologi ingin mencapai pengertian tentang makhluk manusia, pada umumnya dengan mempelajari anekawarna bentuk fisik, masyarakat, serta budaya.

2. Tujuan Praktis
Antropologi ingin mempelajari manusia dalam aneka warna masyarakat, suku bangsa guna membangun masyarakat itu sendiri.

Adapun kegunaan antropologi bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari antaralain yaitu:

1. Melihat dengan jelas tentang manusia, baik sebagai pribadi maupun anggota kelompok masyarakat.
2. Mampu mengkaji kedudukan menusia dalam masyarakat dan dapat melihat dunia atau budaya lain yang belum kita ketahui sebelumnya.
3. Memahami norma-norma, tradisi, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.
4. Lebih tanggap, kritis, dan rasional menghadapi gejala sisial masyarakat yang makin kompleks.
5. Menyusun etnografi-etnografi yang memungkinkan penciptaan teori-teori tentang asal-usul kepercayaan, keluarga, perkawinan, perilaku bernegara, dan sebagainya.

4. Konsep-Konsep Dasar Antropologi


Sebagaimana ilmu-ilmu sosial lainnya, penggunaan konsep dalam antropologi adalah penting karena pengembangan konsep yang terdefinisikan dengan baik merupakan tujuan dari setiap disiplin ilmu. Benar menurut Keesing yang mengemukakan tidak ada dua ahli antropolgi yang mempuyai pendapat sama persis atau menggunakan simbol-simbol atau konsep-konsep yang sama. Terdapat tujuh kelompok pengertian kebudayaan yaitu:

1. Kelompok kebudayaan sebagai keseluruhan kompleks kehidupan manusia.
2. Kelompok kebudayaan sebagai warisan sosial atau tradisi.
3. Kelompok kebudayaan sebagai cara dan aturan termasuk cita-cita, nilai-nilai dan kelakuan.
4. Kelompok kebudayaan sebagai keterkaitan dalam proses-proses psikologis.
5. Kelompok kebudayaan sebagai struktur atau pola-pola organisasi kebudayaan.
6. Kelompok kebudayaan sebagai hasil perbuatan atau kecerdasan manusia.
7. Kelompok kebudayaan sebagai system symbol.

Adapun yang merupakan contoh konsep-konsep antropologi, diantaranya:

a. Kebudayaan
Istilah culture (kebudayaan) berasal dari bahasa latin, yakni cultura dari kata dasar colere yang berarti berkembang tumbuh. Namun, secara umum pengertian kebudayaan mngacu kepada kumpulan pengetahuan yanng secara sosial diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Makna itu kontras dengan pengertian kebudayaan yang sehari-hari yang hanya merujuk kepada bagian-bagian tertentu warisan sosial, yakni tradisi sopan santun dan kesenian.

b. Evolusi
Secara sederhana konsep evolusi mengacu ada sebuah transformasi yang berlangsung secara bertahap. walaupun istilah tersebut merupakan istilah umum yang dapat dipakai dalam berbagai bidang studi. Istilah evolusi yang merupakan gagasan bahwa bentuk-bentuk kehidupan berkembang dari suatu bentuk lain melalui mata rantai transformasi dan modifikasi yang tidsk pernah putus, pada umumnya diterima sebagai awal landasan berfikir meeka.

c. Daerah Budaya (Culture Area)
Suatu daerah budaya (culture area) adalah suatu daerah geografis yang memiliki sejumlah ciri-ciri budaya dan kompleksitas lain yang dimilikinya. Menurut definisi di atas, suatu daerah kebudayaan pada mulanya berkaitan dengan pertumbuhan kebudayaan yang menyebabkan timbulnya unsur-unsur baru yang mendesak unsur-unsur lama kearah pinggir, sekeliling daerah pusat pertumbuhan tersebut.

d. Enkulturasi
Konsep enkulturasi mengacu pada suatu proses pembelajaran kebudayaan. dengan demikian pada hakikatnya setiap orang sejak kecil sampai tua, melakukan proses enkulturasi, mengingat manusia sebagai makhluk yang dianugerahi kemampuan uuntuk berfikir dan bernalar sangat memungkinkan untuk setiap waktu meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotornya.

e. Difusi
Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan secara meluas sehingga melewati batas tempat dimana kebudayaan ini timbul .dalam proses difusi ini erat kaitannya dengan konsep inovasi (pembaharuan).

Menurut Everett M. Rogers proses difusi sangat erat hubungannya dengan empat elemen yaitu:

1. Sifat inovasi.
2. Komunikasi dengan saluran tertentu.
3. Tentang waktu.
4. Tentang sistem sosial warga masyarakat.

f. Akulturasi

Akulturasi adalah proses pertukaran ataupun saling memengaruhi dari suatu kebudayaan asing yang berbeda sifatnya sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diakomodasikan dan diintegrasikan kedalam kebudayaan itu sendiri tanpa kehilangan kepribadiannya sendiri.

g. Etnosentrisme

Tiap-tiap kelompok cenderung untuk berpikir bahwa kebudayaan dirinya itu adalah superior (lebih baik dan lebih segalanya) dari pada semua budaya yang lain, inilah yang disebut dengan etnosentrisme.

h. Tradisi
Tradisi adalah suatu pola perilaku atau kepercyaan yang telah menjadi bagian dari suatu budaya yang telah lama dikenal sehingga menjadi adat istiadat dan kepercyaan yang secara turun-temurun.

i. Ras dan etnik
Suatu ras adalah sekelompok orang yang memiliki sejumlah ciri biologi (fisik) tertentu atau suatu populasi yang memiliki suatu kesamaan dalam sejumlah unsur biologis atau fisik khas yang disebabkan oleh faktor hereditasatau keturunan.

Sedangkan etnik menurut Marger are groups within a larger society that display a unique set of cultures traits. Jadi, dalam kajian etnik lebih menekan kan sebagai kelompok sisial bagian dari ras yang memiliki ciri-ciri budaya yang sifatnya unik.

j. Stereotip
Stereotip (stereotype) adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu stereos yang berarti solid dan tupos yang berarti citra atau kesan. Suatu stereotip mulanya adalah suatu rencana cetakan yang begitu terbentuk sulit diubah.

k. Kekerabatan (Kinship)
Istilah kekerabatan atau kinship menurut antropolog Robin Fox dalam karyanya Kinship and Marriage (1969) merupakan konsep inti dalam antropologi. Konsep kekerabatan tersebut merujuk kepada tipologi klasifikasi kerabat (kin) menurut penduduk tertentu berdasarkan aturan-aturan keturunan (descent) dan aturan-aturan perkawinan.

l. Magis
Konsep magis menurut seorang pendiri antropologi di Inggris E.B Tylor dalam Primitive Culture (1871) merupakan ilmu pseudo dan salah satu khayalan paling merusak yang pernah menggrogoti umat manusia.

m. Tabu
Istilah tabu berasal dari bahasa Polinesia yang berarti terlarang. Secara spesifik, apa yang dikatakan terlaranag adalah persentuhan antara hal-hal duniawi dan hal yang keramat, termasuk yang suci (misalnya, persentuhan dengan ketua suku) dan yang cemar (mayat).

n. Perkawinan
Agak sulit mendefinisikan perkawinan, karena setiap istilah perkawinan tersebut memiliki banyak bentuk dan dipengaruhi oleh system nilai budaya masing-masing. Namun, secara umum konsep perkawinan tersebut mengacu kepada proses yang formal pemaduan hubungan antara dua individu yang berbeda jenis (walaupun kaum lesbi pun terjadi, namun itu bagian kasus) yang dilakukan secara serimonial-simbolis dan makin dikarakterisasi adanya kesederajatan, kerukunan, dan kebersamaan dalam memulai hidup baru dalam hidup berpasangan.

5. Impelementasi Antropologi Dalam Masyarakat


Indonesia terdiri dari ribuan pulau yang dirangkai oleh selat, dan keadaan geogafisnya tidak merata. Faktor geografis suatu daerah sangat berpengaruh pada jaringan komunikasi dan transportasi antar daerah maupun pulau. Khususnya di daerah yang dikelilingi hutan belantara dan pegunungan yang tinggi akan menghambat proses informasi, sehingga akan berpengaruh pada pengetahuan penduduk di sekitar. Selain faktor geografisnya, di masing-masing daerah memiliki berbagai macam suku bangsa, adat istiadat, sistem nilai, budaya yang berbeda. Misalnya: suku jawa, sunda, madura, dayak, minang, batak dan sebagainya. Sedangkan dari ras polynesia yang mendiami Indonesia bagian timur, misalnya: Ambon, Timor, Irian Jaya. Keragaman budaya tersebut telah memberikan pengaruh terhadap hubungan sosial masyarakat, sistem pendidikan, mata pencaharian, dan pola berfikir manusia.

Misalnya kebutuhan akan makan. Makan adalah kebutuhan dasar yang tidak termasuk dalam kebudayaan. Tetapi bagaimana kebutuhan itu dipenuhi; apa yang dimakan, bagaimana cara memakan adalah bagian dari kebudayaan. Kebudayaan yang berbeda dari kelompok-kelompoknya menyebabkan manusia melakukan kegiatan dasar itu dengan cara yang berbeda. Contohnya adalah cara makan yang berlaku sekarang. Pada masa dulu orang makan hanya dengan menggunakan tangannya saja, langsung menyuapkan makanan kedalam mulutnya, tetapi cara tersebut perlahan lahan berubah, manusia mulai menggunakan alat yang sederhana dari kayu untuk menyendok dan menyuapkan makanannya dan sekarang alat tersebut dibuat dari almunium. Begitu juga tempat dimana manusia itu makan. Dulu manusia makan disembarang tempat, tetapi sekarang ada tempat-tempat khusus dimana makanan itu dimakan. Hal ini semua terjadi karena manusia mempelajari atau mencontoh sesuatu yang dilakukan oleh generasi sebelumya atau lingkungan disekitarnya yang dianggap baik dan berguna dalam hidupnya. Proses perubahan tata cara makan tersebut merupakan terjadi dari proses belajar sehingga menghasilkan perubahan perilaku yang dinilai baik dan berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan pendidikan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam implementasi landasan antropologi, adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi kebutuhan belajar masyarakat
Identifikasi kebutuhan masayarakat ini bersumber dari informasi masyarakat sekitar. Masyarakat tersebut terdiri dari tokoh masyarakat, baik secara formal maupun informal, tokoh agama, dan perwakilan masyarakat kelas bawah. Hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan data yang dijadikan bahan pengembangan kurikulum.

2. Keterlibatan partisipasi masyarakat
Setelah mengidentifikasi kebutuhan belajar, maka masyarakat ikut serta dalam merancang kurikulum, menyediakan sarana dan prasarana, menentukan nara sumber sebagai fasilitator, dan ikut menilai hasil belajar.

3. Pemberian Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan kecakapan hidup merupakan pendidikan dalam bentuk pemberian keterampilan dan kemampuan dasar pendukung fungsional, membaca, menulis, berhitung, memecahkan masalah, mengelola sumber daya, bekerja dalam kelompok, dan menggunakan teknologi.

Evaluasi:

Setelah mempelajari materi konsep dasar antropologi ini, coba kalian jawab beberapa pertanyaan berikut ini:
1) Jelaskan apa itu ilmu antropologi!
2) Jelaskan bagaimana menerapkan ilmu antropologi dalam kehidupan sehari-hari!
3) Berikan contoh penerapan ilmu antropologi dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengalaman kalian masing-masing!
4) Jelaskan manfaat mempelajari antropologi berdasarkan pengalaman kalian masing-masing!